Setelah tahun lalu menghelat ARTJOG Resilience yang merespon situasi pandemi, ARTJOG 2021 kembali ke skema kuratorial yang telah dicanangkan sejak 2018. Meneruskan edisi kedua dari trilogi pameran arts in common, festival edisi ini dibingkai dengan tajuk Time (to) Wonder. Mengangkat ihwal 'waktu' sebagai konsep kunci, pameran ini menampilkan karya-karya mutakhir 41 seniman (perorangan maupun kelompok) yang semuanya tinggal dan bekerja di Indonesia.
Selain program pameran, ARTJOG juga akan menghadirkan program edukasi seperti Young Artist Award (yang sempat absen di tahun lalu), Exhibition Tour dan Meet the Artist. Program Expanded ARTJOG masih hadir merekam realita yang terjadi di balik pelaksanaannya. Program Daily Performance mempresentasikan beragam karya musik, teater, tari kontemporer dan performance art dalam format daring. Program ARTCARE yang awalnya sebagai salah satu wujud kontribusi seniman dan pegiat seni bagi kemanusiaan, tahun ini meningkatkan kualitasnya agar bisa memberi dampak yang lebih luas pada ekosistem seni.
Tahun pertama pandemi Covid-19 telah mengajarkan praktik pengelolaan festival seni rupa yang adaptif terhadap perkembangan teknologi, dan preventif terhadap risiko keselamatan dan kesehatan. Namun penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat (PPKM darurat) oleh Pemerintah tepat beberapa hari sebelum ARTJOG dibuka mengharuskan ARTJOG berjalan dengan format daring hingga akhir pelaksanaan.
ARTJOG di tahun kedua pandemi berencana tetap diselenggarakan dengan menyesuaikan diri terhadap aturan protokol kesehatan seperti tahun sebelumnya. Mendekati pembukaan, angka kasus Covid-19 semakin parah. PPKM diberlakukan, yang berarti sangat tidak memungkinkan adanya pengunjung di lokasi. ARTJOG harus menyiapkan siasat baru dengan cepat, menguji kreativitas dan ketahanannya dengan seni sebagai penunjuk jalannya.
