Melalui pendekatan interdisipliner, karya-karya Koh Kai Ting (lahir di Malaysia, 1996) memancing refleksi kritis sekaligus mengundang penikmat karyanya untuk membayangkan ulang sebuah paradigma yang terlanjur mapan, mendorong adanya dialog, dan juga isu mengenai transformasi sosial.
Beberapa capaian yang ia raih, meliputi Jury Award, Bakat Muda Sezaman 23 (Young Contemporaries 23), Malaysia (2023), Mellow Art Award, Japan (2020), Malaysian Emerging Artist Awards, Malaysia (2019), dan UOB Painting of The Year, Malaysia (2018).
Selain itu, Koh Kai Ting juga terlibat dalam beberapa proyek seni, seperti Ghetto Playground (2023), Bamboo Art Festival, Chengdu (2019) dan program residensi satu tahun di Pulau Ketam, Malaysia (2019). Karya-karyanya telah dikoleksi oleh Lim Lian Geok Foundation, Malaysia; Naresuan University, Phitsanulok; dan King Mongkrut's University of Technology North Bangkok, Thailand.
Menyelesaikan studi seni rupa di Guizhou University, China pada tahun 2019, Aw Boon Xin (lahir di Malaysia, 1995) mengeksplorasi persimpangan tentang topik pengalaman personal, identitas, dan narasi melalui praktik keseniannya. Aw Boon Xin juga menyelami isu-isu tentang kompleksitas hubungan antara spirit manusia, religi, dan politik.
Di tahun 2022, ia mendapatkan penghargaan Malaysian Emerging Artist Award oleh HOM Art Trans. Aw Boon Xin menggelar pameran tunggalnya bertajuk INSEEN di Guizhou University Academy of Fine Arts Gallery, China (2019) dan beberapa pameran kelompok, meliputi Let the Game start now: In a Harsh Wind, Kapal Lorek, Malaysia (2023), Biennale of Youth Art, Guizhou, China (2019) dan The 6th Guizhou Printmaking Academic Exhibition, Guizhou Art Museum, China (2018).
Karya ini terinspirasi dari permainan kata palindrom, tentang "kutu saya", "kutu Anda", dan hubungan simbiosis dengan tubuh manusia. Kutu, yang sangat dekat dengan kita, menghuni rambut kita dan berbagi darah dengan kita. Kutu terkait erat dengan keberadaan kita yang menelusuri akar yang lebih dalam dari masa lalu manusia kita dan potensi misterius dari keberadaan pasca-manusia.
Instalasi ini mengundang pengunjung untuk membenamkan diri dalam ruang tertutup yang dikelilingi oleh seprai dan pakaian yang digantung. Token NFC yang disematkan pada kain akan memicu kutu Augmented Reality. Makhluk digital ini diekstraksi dari fitur wajah inangnya. Entitas mikroskopis ini mengeksplorasi hubungan intim dan merefleksikan sifat hewani yang melekat pada tubuh kita. Pada saat yang sama, kutu ini berfungsi sebagai ramalan, seperti bagaimana GAN (Generative Adversarial Networks) menyedot set pelatihan, kumpulan gambar untuk melatih AI. Oleh karena itu, AI Deep Dream milik Google melihat anjing dalam segala hal dan menjadi "lebih seperti anjing" setiap kali sejumlah besar foto hewan peliharaan dimasukkan ke dalam set pelatihan.