Nona Yoanishara (lahir di Yogyakarta, 1992) merupakan seorang peneliti, perancang, dan seniman dengan latar belakang desain grafis. Ia menempuh studi filsafat di Universitas Gadjah Mada pada tahun 2012 dan telah berpartisipasi dalam pameran dan proyek seni media baik di dalam atau luar negeri sejak tahun 2019. Sarah menaruh ketertarikannya pada hubungan seni, sains, dan teknologi khususnya neurosains. Ia juga tertarik untuk mengembangkan hubungan antara kesadaran dan memori manusia di masa depan dengan mengembangkan Brain Computer Interfaces (BCI), seperti Brain Wave EEG yang berbasis elektroda untuk memperkirakan sistem sinyal otak.
Gagasan karya Sarah telah dipresentasikan dalam beberapa pameran, meliputi Crossing Ecotones: A Thousand of Threads, Museum of Fiber Arts, Taichung (2024), Pascamasa, National Gallery of Indonesia, Jakarta (2023), dan The Fable of Net In Earth, Arko Art Center, Seoul, (2022). Ia juga sempat menjadi kurator dalam pameran Collective Collegia, Seoul, South Korea (2022) dan Weaves of Hope, Kiniko Art Space, Yogyakarta (2022).
Sejak Mesin Electroencephalograph (EEG) dibuat pada tahun 1958 di Burden Neurological Institute di Bristol - muncul sebuah teknologi yang dapat digunakan untuk memantau aktivitas otak melalui mengukur aktivitas listrik di otak. Teknologi ini menjadi revolusi untuk membedah bagaimana perilaku manusia yang selama ini dikendalikan oleh otak dapat diinterpretasi secara komprehensif dalam data saintifik dan obyektif. Karya ini mencoba untuk membaca relasi antara alam pikiran manusia dengan lingkungan sekitarnya serta menggunakan teknologi EEG sebagai sebuah langkah preventif sekaligus imajinatif untuk memahami representasi dari kinerja otak dan memori manusia.
Karya ini mengadaptasi fitur teknologi EEG sebagai protokol untuk membaca memori dan kinerja otak manusia. Seperti halnya ketika kita melihat sebuah fenomena sosial seperti kekerasan, kriminalitas, radikalisme dan bahkan perang atau bahkan sisi visioner lainnya. Bagaimana cara kerja pikiran seorang futuris yang mampu menciptakan temuan revolusioner yang mampu mengubah dunia. Karya ini menghubungkan dua axis dalam penyajian sebuah karya -Sarah ingin menyuguhkan deep experience kepada audiens, mempermainkan batas antara realitas dan dunia virtual. Melihat ruang imaji yang sering menjadi misteri, menyelami pemikiran manusia yang abstrak dan dinamis.