Rayaka Agashtya Wibowo (lahir di Jakarta, 2007) mulai memperlihatkan ketertarikannya pada kereta api sejak usia dini. Pada usia dua tahun, ia mulai membuat goresan sederhana menggunakan krayon dan spidol membentuk gerbong kereta api. Menggambar kereta api, bagi Rayaka, merupakan salah satu cara untuk membicarakan emosi dan kegelisahannya. Ia mampu menghabiskan waktu selama berjam-jam untuk menuangkan memori tentang bentuk kereta api yang selama ini tersimpan di kepalanya. Di bawah bimbingan Andreas Wijaya, guru gambarnya sekaligus seorang pelukis, Rayaka mulai serius menekuni praktik menggambar.
Pameran Suluh Sumurup (2022) di Galeri RJ Katamsi Yogyakarta menjadi pameran pertamanya. Beberapa pameran lain, seperti Suluh Sumurup Art Fest (2024), Ramesan Art, Eko Nugroho Art Class (2023) dan salah satu mini pameran tunggalnya Dunia Kereta Api Rayaka, Stasiun Tugu Yogyakarta (2023) mendorongnya melakukan eksplorasi medium baru seperti kanvas untuk menggambar bentuk-bentuk kereta api yang lebih imajinatif.
Rayaka Agasthya Wibowo lahir di Jakarta, 2007. Tinggal di Yogyakarta.
Rayaka adalah seniman yang saat ini masih duduk di bangku SMA Tumbuh Yogyakarta
Dua lukisan yang dihadirkan oleh Rayaka terinspirasi dari nukilan nubuat pujangga Jawa, Jayabaya. "Mbesuk yen wis ana kreta tanpa jaran, Tanah Jawa kalungan wesi, prahu mlaku ing dhuwur awang-awang, kali ilang kedhunge, pasar ilang kumandhange, iku tandane yen tekane jaman Jayabaya wis cedhak. "Ini adalah Ramalan Jayabaya dalam Serat Jangka Jayabaya pada abad ke-12, yang berisi tentang masa depan Pulau Jawa, yang diyakini oleh banyak pihak tengah terjadi dan kelak tergenapi. Yang menarik ramalan ini menggambarkan transisi peradaban holosentris beralih pada peradaban teknologi canggih dan terdominasi oleh ambisi antroposentris. Ramalan hadir sebagai dua sisi mata uang yang menawarkan harapan akan dunia yang cepat dan maju, sekaligus pengingat akan dampaknya terutama perubahan pada lingkungan alam yang didominasi oleh pemajuan pembangunan dan teknologi.
Apakah nantinya kereta api akan bisa terbang ke luar angkasa? Apakah kereta api bisa dibuat bertingkat-tingkat dan berjalan melayang di ketinggian? Atau mungkinkah kereta api akan bisa menjadi robot pahlawan, seperti tokoh-tokoh dalam film fiksi sains? Hal-hal tersebut yang menjadi imajinasi seniman, seperti halnya ramalan yang meneropong masa depan. Karya ini menawarkan ekstensi dari nubuat karya pujangga termasyur di negara ini.