Riar Rizaldi (lahir di Bandung, 1990) adalah seorang seniman dan pembuat film. Praktik artistiknya sebagian besar berfokus pada hubungan antara manusia, teknologi, media, sirkulasi citra, dan intervensi jaringan. Melalui karya-karyanya, Riar berusaha mempertanyakan gagasan mengenai temporalitas, politik citra, fiksi-teori, virtualitas, dan konsekuensi dari perkembangan teknologi yang tidak diantisipasi oleh kehidupan manusia dan non-manusia. Selain itu, ia juga aktif menampilkan karya komposisi bunyi dengan metode field recording melalui algoritma komputer.
Riar pernah terlibat sebagai kurator untuk ARKIPEL Jakarta International Documentary & Experimental Film Festival (2017) dan Indonesian Netaudio Festival (2018). Pameran tunggal dan program khusus tentang karyanya pernah diselenggarakan di Batalha Centro de Cinema, Porto (2023) dan Centre de la photographie Geneve (2023).
Sementara itu, karya-karyanya telah diputar di berbagai festival film internasional, termasuk Locarno, IFFR, FID Marseille, Viennale, BFI London, Cinema du Reel, dan lain-lain, serta Taipei Biennial (2023), Centre Pompidou Paris (2021), NTT InterCommunication Center Tokyo (2020), Istanbul Biennial (2022), Venice Architecture Biennale (2021), Biennale Jogja (2021), Galeri Nasional Indonesia (2019), dan berbagai tempat dan institusi lainnya.
Mengambil gerakan anti-peradaban, anarko-primitivisme, radio rimba, dan juga estetika penolakan sebagai titik awal, serta termotivasi oleh jenis keterasingan yang dihasilkan oleh perubahan primordial dalam mengalami dunia teknologi dan masa depan, Otonomi Feral adalah sebuah penelitian, fiksi ilmiah, instalasi yang meliputi fotografi dan karya audio tentang sekelompok orang yang mengorganisir sebuah radio amatir di tengah hutan sebagai upaya penolakan akan masa depan. Sebuah eksplorasi gagasan penarikan diri, negasi, anti-progres, dan juga mengkonfigurasi ulang peran teknologi dalam kehidupan sehari-hari, proyek ini mencoba menggambarkan dan membedah estetika penolakan dengan menyajikan kisah yang berada di ambang fiksi dan non-fiksi, sambil mengamati ideologi anti-teknologi sebagai katarsis untuk masa depan yang semakin cepat.
Riar Rizaldi bekerja sebagai seniman dan pembuat film. Praktik artistiknya sebagian besar berfokus pada hubungan antara teknologi, tenaga kerja, dan alam, worldview, genre cinema, dan kemungkinan fiksi teoretis. Karyanya telah ditampilkan di berbagai festival film internasional (termasuk Locarno, IFFR, FID Marseille, Viennale, BFI London, Cinema du Reel, Vancouver, dll.) serta di Centre Pompidou Paris (2021), The Museum of Modern Art (2024), Whitney Biennial (2024), Taipei Biennial (2023), Istanbul Biennial (2023), Venice Architecture Biennale (2021), Biennale Jogja (2021), Galeri Nasional Indonesia (2019), dan tempat serta institusi lainnya. Selain itu, pameran solo dan program fokus dari karyanya telah diselenggarakan antara lain di Gasworks London (2024), Z33 Hasselt (2024), Centre de la photographie Geneve (2023), dan Batalha Centro de Cinema Porto (2023).