Asmoadji

  • Biografi Seniman

    Asmoadji (lahir di Jakarta, 1995) merupakan finalis Seventh Bandung Contemporary Art Award (BaCAA). Sebagai seniman swadidik yang hidup dan besar dalam lingkungan yang humble, Asmoadji memulai praktik artistiknya dengan membuat sketsa tentang apa yang ia lihat, menuangkan pemandangan di lingkungan sekitarnya ke dalam sebuah garis yang ekspresif di atas kertas. Sketsa tersebut lalu diterjemahkan ulang oleh Asmoadji ke dalam format karya tiga dimensi yang dipadukan dengan material baru sekaligus objek-objek temuan.

    Karya-karya Asmoadji telah dipamerkan di berbagai pameran kelompok, seperti Sea Focus Singapore (2024), Art Jakarta, Baik Art Jakarta (2023), Jakarta Architect Festival (2023), Jogja Affordable Art (2022), Membingkai Ulang Basoeki Abdullah, Museum Basoeki Abdullah (2021), dan Affordable Art Kuala Lumpur, Malaysia (2021).

  • Konsep Karya

    Kontras tajam kehidupan modern/urban disajikan Asmoadji pada karya instalasi ruangnya. Gedung-gedung kaca bergaya "international style" menjulang lurus di antara lingkungan perkampungan dengan ratusan rumah papan, miring, beratap seng yang berimpitan. Kekayaan yang memusat berhadapan langsung dengan kemiskinan yang menyebar. Tidak ada ruang terbuka untuk interaksi sesama. Tidak tampak kehidupan, dan di mana tempat untuk mengingat kematian?

    Tapi ironi yang ingin dihadirkan Asmoadji bukan kontras kehidupan atau jarak kemajuan, meski itu yang tampak pertama kali oleh mata kita. Mereka yang tinggal dan bekerja di gedung-gedung tinggi memiliki mesin mimpi yang sama dengan penghuni rumah petak: kemajuan. Arsitektur gedung kaca yang mencuat dalam karya ini melambangkan sebuah tatanan rasional, "mesin untuk didiami" di tengah pertumbuhan acakadut tanpa perencanaan.

    Modernisasi kota-kota yang memicu gelombang urbanisasi sudah terjadi hampir seabad lalu. Pada 1945 hanya 1 dari 8 orang Indonesia tinggal di perkotaan. Pada 2020, lebih setengah jumlah penduduk negeri sudah meninggalkan desa untuk hidup di kota. Asmoadji menghadirkan "kota baru", fenomena yang sebenarnya bisa muncul di negeri mana saja yang mengalami ledakan urbanisasi. Kota-kota baru di dunia akan tumbuh cepat dengan penduduk lebih dari lima juta, dan penghuni bumi mendekati sepuluh miliar. Kaum ekonomis berujar urbanisasi akan meningkatkan kemakmuran, sedangkan opini yang berbeda mencemaskan polusi, sanitasi, problem kesehatan dan kejahatan.

    Bahan-bahan seng bekas, potongan kayu lapis, boneka, benda-benda, stiker mini, cahaya mewujudkan panorama miseropolis "kota baru" yang bukan khayalan. Hanya sekian puluh meter dari rumah tinggal seniman yang padat penduduk, hunian-hunian kumuh di tepian kali memperoleh pantulan cahaya dari gedung-gedung tinggi di area ring-1 yang tampak megah di malam hari.

Represented by :