Wawan Dalbo

  • Biografi Seniman

    Wawan Dalbo menyelesaikan pendidikan Arsitektur di Universitas Diponegoro (Semarang). Meskipun memiliki latar belakang tersebut, ia justru tidak pernah menekuni dunia arsitektur secara profesional. Dalam 21 tahun terakhir ia justru aktif bekerja sebagai pengusaha properti.

    Partisipasi Wawan di ARTJOG - Motif:Ramalan merupakan kali pertamanya bekerja sebagai seniman.

  • Konsep Karya

    "Wrong Way" adalah karya istimewa yang memadukan arsitektur dan seni modern dengan tanpa cela, mengundang pengunjung pameran untuk menjelajahi penjajaran cahaya dan bentuk. Tangga yang diterangi cahaya, bermandikan cahaya biru kehijauan yang sejuk, memunculkan suasana yang sangat lembut, membangkitkan kesan transendensi futuristik. Elemen desain bersudut, garis tajam, dan permukaan-permukaan yang reflektif menghadirkan pengalaman spasial yang membingungkan namun menawan.

    Yang terpasang secara mencolok adalah sebuah mobil, posisinya hampir tidak nyata, mengisyaratkan narasi gangguan dan perjalanan yang tak terduga. Kontras yang mencolok antara tangga yang diterangi cahaya dan dinding bertekstur gelap menajamkan ketegangan visual dan drama yang berada dalam karya tersebut.

    Refleksi dan interaksi cahaya menciptakan labirin perspektif yang memukau, menantang persepsi pengunjung mengenai ruang dan arah. Penggunaan cahaya sebagai media oleh seniman yang tidak hanya menerangi tetapi juga mengubah lingkungan, menjadikan hal yang biasa tampak luar biasa.

    Instalasi ini adalah pernyataan berani tentang pergerakan dan stasis, memprovokasi pemikiran tentang arah dan tujuan jalan kita sendiri. "Wrong Way" pada akhirnya berfungsi sebagai metafora untuk pilihan dan tujuan hidup, menyoroti keindahan yang tidak direncanakan dan tidak dipetakan.

    Karya ini merupakan bukti kekuatan transformatif desain dan kemungkinan tak terbatas yang muncul saat seni melampaui batas-batas tradisional, seperti halnya interpretasi ramalan dari masa lalu di masa kini.

    Pathways and Pause adalah tema untuk gubahan bentuk mobil, yang intinya untuk menyelidiki konsep gerakan versus keheningan dan kekuatan transformasi yang berani, yang mengubah persepsi kita.

    Inti dari mobil ini adalah Citroën BX yang dikonversi dengan cermat, yang awalnya merupakan sedan 4 pintu, kini diubah menjadi coupe 2 pintu yang ramping. Hal ini merupakan bentuk penghormatan kepada Marcello Gandini, perancang mobil yang desainnya berani dan visioner seperti yang terdapat dalam jenis mobil Lamborghini Miura dan Countach, sekaligus mencerminkan kekaguman Wawan Dalbo terhadap kecemerlangan estetika Gandini.

    Instalasi ini menyandingkan mobil sporty, yang berhenti di tengah jalan, dengan tangga yang tidak mengarah ke mana pun. Pagar yang terputus-putus menekankan tema kontinuitas yang terganggu.

    Karya ini mendorong penonton untuk merenungkan 'kendaraan' dan 'langkah' yang mereka ambil dalam perjalanan mereka sendiri, dengan mempertimbangkan saat-saat jeda di tengah-tengah pergerakan kehidupan yang konstan.