Yudi Sulistyo

  • Biografi Seniman

    Menyelesaikan studi Desain Komunikasi Visual di Institut Seni Indonesia ISI) Yogyakarta pada tahun 1994, Yudi Sulistyo (lahir di Yogyakarta, 1972) banyak memuat elemen-elemen militer dan benda mekanis dalam karya patung realisnya yang dibuat menggunakan pasteboard. Dalam karyanya, ia sering menggunakan benda-benda domestik dan sehari-hari. Ketertarikannya pada peralatan militer berawal dari masa kecilnya dimana ia sering menghabiskan waktu menonton film perang bersama ayahnya. Rakitan dan kerumitan realismenya juga berangkat dari kebiasan Yudi untuk memperbaiki mainannya sendiri semasa kecil, menciptakan sebuah keahlian dan ketekunan dalam praktik berkeseniannya.

    Karya Yudi telah banyak dipamerkan di beberapa pameran, antara lain Algorithm: Art In Chain,Superlative Gallery, Gallery Zen 1, Jakarta (2024), Warta, Jogja Gallery, Yogyakarta (2023), ART TOUR Program, Latar Art Space, Jakarta (2022), Art Stage, Singapore (2017), Visual Arts, Singapore Festival, MAC Lyon, France (2015), dan One East Asia, London (2013)

  • Konsep Karya

    "Jika ingin melihat hutan, maka janganlah masuk hutan, tetapi terbanglah, dan lihatlah hutan dari atas."

    Yudi meminjam sebuah pepatah dari negeri Belanda, sebagai salah satu pedoman dalam memandang berbagai persoalan yang ada, yang tentu akan lebih jernih jika tanpa harus masuk larut dan tersesat dalam persoalan yang ada.

    Melalui karya ini Yudhi mencoba mengajak para apresian/penonton untuk menjadi bagian dari karyanya. Setiap apresian bisa berimajinasi terbang mengembara di atas negeri, di bawah angin bersama balon udara Zeppelin.

    Karya ini mengajak kita untuk secara logis, cerdas dan bersikap proporsional ketika terbang dan melihat berbagai persoalan dari atas. Ketika berani terbang untuk melihat ke bawah, tentu dibutuhkan pengetahuan akan waktu, cuaca, arah angin, dan kondisi diri. Artinya bagaimana melepaskan diri dari rasa terkungkung oleh pikiran atau hal-hal yang mempengaruhi kejiwaan kita. Pengetahuan masa lalu membuka pemahaman hari ini, adalah solusi untuk menjawab masa depan. Masa depan adalah kepastian, bukan sekadar ramalan semata.