Rizki Lazuardi

Rizki Lazuardi lahir di Semarang (Jawa Tengah) pada 1982. Belajar di Universitas Diponegoro, Semarang dan Hochschule für Bildende Künste di Hamburg (Jerman).


Rizki Lazuardi adalah seniman, kurator dan pemogram. Karya-karya multimedianya sudah dipamerkan di banyak tempat di dunia. Ia menggunakan media video, bunyi dan kekuatan-kekuatan film untuk mempertanyakan produksi dan institusi informasi dalam kecepatan dunia digital sekarang ini.


Karya multimedia ini menelisik hubungan antara kicauan burung dan industri yang masif atasnya. Melalui jalur komersialisasi itu terjadi transformasi dramatis dari bunyi-bunyi alamiah kea rah representasi nilai-nilai atas dasar penguasaan dan kepemilikan. Dalam habitat alamiahnya, kicauan berlangsung melalui interaksi alamiah, bahkan dengan sejenis emosi-sonik yang diproduksi oleh organ-organ vokal (syrinx) misalnya perkawinan dan agresi ruang. Hubungan antarspesies, dalam hal ini manusia dan burung kini menunjuk pada pergeseran emosi-sonik tersebut menjadi estetika yang dibangun oleh manusia.


Rizki menulis, "Burung penyanyi terus kita buru di alam liar, dibesarkan dalam penangkaran, dan dilatih untuk kontes kicauan. Pemenang kontes akan menganugerahkan kekayaan, status kematangan pada si empunya burung, dan di beberapa komunitas pecinta burung dianggap mempunyai kekuatan mistis." Keahlian melatih suara burung dalam hal ini menjadi simbol penguasaan dan kepemilikan. Rizki mengusulkan keahlian alternatif dalam memanipulasi kicauan burung secara estetis, tanpa mengganggu perilaku alamiah burung, atau bahkan keterlibatan nyata dari burung yang hidup. Dengan cara itu estetika yang terkait dengan pendengaran antar-spesies dapat didefinisikan kembali.