Condro Priyoaji lahir pada 1993 di Jember (Jawa Timur). Ia belajar seni rupa di Institut Teknologi Bandung, Bandung. Menyertakan karyanya untuk Program Open Call-ARTJOG 2023.
Motif utama karya Condro adalah bayangan yang dilukis dengan teknik yang halus dan bernuansa, seperti eksistensi bayangan itu sendiri. Melalui teknik melukis bayang-bayang Condro membaurkan bayangan nyata yang terjadi karena proyeksi cahaya di dalam ruang pameran dan ilusi bayangan hasil pekerjaannya sendiri. Manakah di antara keduanya yang lebih riil? Apakah bayangan termasuk entitas yang memerlukan eksistensi? Pada satu sisi, agar eksis, obyek-obyek riil tak dapat dilepaskan dari bayangan yang mengikutinya, namun pada sisi yang lain, ketika obyek riilnya menghilang bayangan itu seolah tidak mau begitu saja meninggalkan jejaknya. Bayangan juga memiliki bayang-bayangnya sendiri.
Karya instalasi bayangan ini terinspirasi dari puisi Laut (1967) karya Sanento Yuliman, khususnya larik-larik ini.
Demikian pun jiwa kita
adalah laut yang tak pernah tidur.
Dan antara laut di dalam diri kita,
dan laut di sekitar kita,
tak ada karang pemisah ataupun pantai.
Keduanya saling menembus, saling merangkum, keduanya membentang
di atas dasar tak terukur,
gelap bersusun dengan gelap.