Yosep Arizal lahir pada 1991 di Lumajang (Jawa Timur). Belajar seni rupa di Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta. Menyertakan karyanya dalam program Open Call-ARTJOG.
Karya instalasi dan puisinya menyoal kebiasaan di kalangan kerajaan—kemaharajaan setelah periode klasik di berbagai belahan dunia—untuk menghimpun orang-orang yang sejak lahir memiliki kelainan atau cacat fisik. Keraton Jawa di masa modern juga melakukan hal serupa. Orang-orang cacat ini dihadirkan persis berada di sisi raja atau ratu di dalam istana selama penampilan dan upacara-upacara publik. Keberadaan abdi dalem difabel ini mempunyai fungsi dan peranan yang sangat penting sekaligus mitis, antara lain, sebagai tameng kerajaan, tolak bala maupun simbol laku spiritual-mistik-sufistik tertinggi karena dianggap dekat dengan dengan Tuhan.
Dalam pandangan Yosep, pameran "kecacatan" orang-orang ini merupakan cara untuk memperbesar kekuasaan dan wibawa kerajaan seraya menyembunyikan kekurangan mereka sendiri. Yosep mengkonstruksi bagian-bagian tubuh yang dibuat dari bahan bubur kertas dalam bentuk gunungan jaler atau sesaji berbentuk gunungan Jawa yang merujuk jenis laki-laki. Kata 'jaler' dalam bahasa Jawa halus berarti laki-laki. Karya ini secara simbolis berbicara kepada kita perihal tradisi, kekuasaan, dan wibawa yang dibangun dengan cara menyamarkannya di balik ketidaksempurnaan orang lain. Puisi Yosep akan dibacakan dalam dalam jadwal tertentu selama ARTJOG berlangsung.