Gregorius Noah Abimanyu

Gregorius Noah Abimanyu tahun 2011 di Yogyakarta.

Karya drawing yang bercerita ini merupakan endapan kegelisahan dan imajinasi saya karena kesukaan mempelajari sejarah dunia, terutama sejarah Perang Dunia II, dan kemudian kondisi peperangan saat ini. Karya ini menceritakan imajinasi tentang Perang yang tidak pernah berakhir. Gambar-gambar tersebut menceritakan bagaimana kehidupan kendaraan perang, terutama tank-tank semasa Perang dan pasca Perang Dunia II.

Bagi saya kendaraan-kendaraan tersebut seolah memiliki jiwa dan hidup, yang hanya digunakan untuk berperang. Kehidupan perang yang melewati segala proses panjang dan berat; dari maju berperang, mengalami sakitnya karena tembakan meriam, meninggalkan bekas luka dan kemarahan yang pada akhirnya harus menjalani perbaikan di bengkel, kemudian dipaksa lagi untuk maju ke medan perang. Luka yang ditinggalkan dan kemarahan membuat kendaraan-kendaraan tank itu hanya ingin melampiaskan dendamnya. Rasa lelah, ambisi untuk saling menyerang dan kemarahan membuat luka-luka semakin dalam. Bekas-bekasnya pun tertuang disana. Perang itu tiada akhir, perang tidak ada gunanya bagi manusia bahkan kendaraan yang seolah memiliki jiwa tersebut. Perang hanyalah ajang untuk saling membalas kemarahan.

Akhirnya muncul pertanyaan di kemudian hari, kenapa harus ada perang yang banyak merugikan? Yang hanya menghasilkan luka dimana-mana. Luka bagi manusia, luka bagi kendaraan-kendaraan perang dan luka bagi dunia. 

Jiwa-jiwa itu lelah.