Malya Sasmaya lahir tahun 2009 di Surabaya.

Karya ini merupakan proyek seni paling menguras emosi yang pernah aku kerjakan. Bayangkan, betapa tidak menyenangkan mengumpulkan foto diri dalam versi yang semuanya "tidak enak dilihat", bahkan kemudian memamerkannya pada publik, itu rasanya seperti membully diri sendiri.
Pada dasarnya aku tidak suka berfoto selfi, karena hasilnya memang sering tidak memuaskan. Bahkan ini semua mungkin "foto gagal" terutama menurut standar foto profil untuk kebutuhan media sosial. Terlebih saat ini penggunaan filter untuk foto dan video yang diunggah pada media sosial sudah jauh melewati batas kewajaran, mungkin sudah sampai menipu diri sendiri dan orang lain.

Melalui proyek karya seni ini aku belajar beberapa hal:

PERTAMA, bullying selalu tidak menyenangkan, sekalipun itu pelakunya diri sendiri. Maka sebaiknya kita berhenti melakukan pada orang lain segala sesuatu yang kita sendiri bahkan tidak senang jika diperlakukan begitu.

KEDUA, "gagal" dan "berhasil" kadang hanya tentang persepsi, kita bahkan bisa menempatkan kegagalan sebagai keberhasilan hanya dengan mengubah sudut pandang.

KETIGA, fakta kebenaran tetap perlu disampaikan sekalipun itu pahit, termasuk fakta foto diri yang mungkin tidak menyenangkan, dan penggunaan filter untuk kebutuhan selfi di media sosial perlu dipikir ulang tentang manfaatnya.

KEEMPAT, apapun kondisi diri yang dialami, kita selalu punya alasan untuk mencintai diri sendiri dan bersyukur atas segala hal.