Reza Rahadian

Eudaimonia dalam filsafat Yunani kuno dapat diartikan sebagai hidup yang baik, kesejahteraan atau kebahagiaan sejati. Bukan sekadar kesenangan, eudaimonia berfokus pada pemenuhan diri melalui tujuan yang bermakna.

Bagi aktor, eudaimonia menjadi momen menemukan keseimbangan di antara keinginan dan kebutuhan, karakter laku dan karakter lakon, keriuhan dan kesenyapan. Aktor menggunakan tubuh, akal, kreativitas, dan talentanya untuk terus belajar, berproses, bertransformasi, berinovasi, dan berkolaborasi untuk capaian-capaian yang baru dan bermanfaat bagi orang banyak. Lewat akting dan keaktoran, mereka terus berproses tanpa kata usai dan, pada akhirnya, semua tentang tubuh yang bergerak dan merasa.
Reza Rahadian Matulessy (lahir 5 Maret 1987), lebih dikenal dengan nama Reza Rahadian, adalah aktor Indonesia yang mulai dikenal setelah berperan di film Perempuan Berkalung Sorban (2009). Sejak meraih Piala Citra pertamanya pada tahun 2009, ia telah berakting di lebih dari 70 film, dari film dengan tema komedi dan romansa hingga drama, biopik, dan horor.

Sepanjang kariernya, ia telah menerima lima Piala Citra dari Festival Film Indonesia, penghargaan aktor terbaik dari Asia Pacific Film Festival (APFF) 2017 lewat film Rudy Habibie (2016), dan beberapa penghargaan lainnya. Ia pernah terpilih sebagai peserta Berlin Talent 2016 dan ditunjuk sebagai Ketua Komite Festival Film Indonesia 2021-2023.

Sebagai sutradara, Reza telah menyutradarai satu film pendek, Sebelah (2011), satu film antologi, Wanita Tetap Wanita (2013), dan satu miniseri, Sementara Selamanya (2020). Film pendeknya, Sebelah, memenangkan penghargaan film pendek terbaik dari festival film indie, LA Lights Movie Award 2012. Sebagai penulis, ia telah menulis buku berjudul Mereka Yang Pertama (2025) yang diterbitkan oleh Gramedi Pustaka Utama. Saat ini, ia sedang menyiapkan film debutnya sebagai sutradara film panjang berjudul Pangku yang akan dirilis tahun 2025.