Lukisan-lukisan Pau Ma Lu menggambarkan suasana dan kedekatan tertentu antara orang-orang, sepasang laki-laki dan perempuan belia yang terkesan seumuran. Kedekatan fisik itu membayangkan ruang percakapan, persinggungan dan keintiman -nyata maupun imajiner-namun terkadang terasa hadirnya kebisuan dan jarak pada si pasangan. Hubungan-hubungan sederhana itu ingin ditampilkan Pau sebagai momen-momen hening atau ke-diam-an yang terbagi antara individu dan lingkungan dekatnya. Inspirasi lukisannya memang datang dari orang-orang di sekitar yang tampaknya dikenal, dalam berbagai pose santai, biasa, nyaris rutin atau mungkin mulai dirasa membosankan. Sapuan kuasnya yang lugas dengan benturan warna terkadang tajam sekilas saja mengingatkan pada gaya dan tatapan pada figur-figur dalam lukisan ekspresionis. Namun lukisan-lukisan ini meniadakan bumbu-bumbu keganjilan fisik, keberlebihan atau sandungan yang disengaja pada bentuk. Pau memilih untuk mempertahankan kewajaran. Dia menyebut suasana lukisannya lebih mengandung solidaritas yang tenang yang dapat mengilhami empati.
Mood lukisan Pau juga dibentuk oleh kedalaman warnanya, yakni padanan antara kegelapan warna kecoklatan dan kebiruan yang menyiratkan semacam lanskap emosional. Lukisan-lukisan Pau mau mengundang pengunjung ke dalam rasa kehadiran yang reflektif melalui pasangan subjek belia yang dilukis. Seri lukisannya mengeksplorasi keterhubungan dan introspeksi, memaknai kehadiran orang lain-yang sungguh nyata dan dekat-yang diam-diam membentuk rasa kedirian kita secara pasif. Lanskap emosi pada lukisannya tidak hanya diniatkan sebagai ekspresi, akan tetapi juga ingin dirasakan, mendorong penonton untuk terlibat dalam perjalanan reflektif mereka sendiri.
Pauline (Pau) lahir di Ehingen, Jerman, 1999. Belajar antropologi di University of Heidelberg, Heidelberg, Jerman (2020-2023); menyelesaikan studi di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, 2024.