Widi Pangestu

Karya ini mempresentasikan tradisi pembuatan kertas yang tidak terputus, khususnya di wilayah Asia Tenggara. Bentuk awal kertas diperkirakan sudah ada sekitar abad ke-2 S.M., kemudian disempurnakan di Tiongkok pada sekitar 105 M. Teknologi pembuatan kertas menyebar ke Asia Tengah melalui rute perdagangan dan sampai ke Timur Tengah pada abad ke-8. Melalui dunia Islam, kertas akhirnya mencapai benua Eropa pada abad ke-12. Antologi perihal berbagai temuan, rekaan dan dokumentasi fisik mengenai keragaman kertas ini adalah hasil perburuan dan residensi Widi Pangestu di beberapa negara di Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir ini, termasuk Indonesia sendiri. Tempat-tempat yang didatanginya-Filipina, Laos, Thailand, Vietnam-mengaitkan dan menggarisbawahi kembali sifat unggul kertas: kesederhanaan.

Seni membuat kertas adalah produk buatan tangan yang mengamalkan keindahan motifnya melalui keragaman serat alam atau bahan baku tumbuhan. Tiap helai dan tenunan serat yang terkandung dalam kertas buatan tangan mewedarkan cerita. Mulai dari memilih bahan alam, teknik pengolahan hingga fungsi serta simbolismenya yang hidup di berbagai komunitas di tiap negara. Kertas bukan sekadar medium untuk berbagai sarana kebutuhan seni maupun non seni. Kertas adalah seni itu sendiri. Lebih dari itu kertas menghadirkan representasi kehidupan, budaya, bukti inovasi manusia yang berakar pada keselarasannya dengan alam. Fokus utama dalam karya ini adalah menciptakan ruang bagi para pengunjung mengalami sensasi materialitas kertas dan menginformasikan kekayaannya melalui antologi data-hidup yang disusun oleh seniman pecinta kertas.
Widi Pangestu Sugiono lahir di Bandung (Jawa Barat), 1993. Belajar di Institut Teknologi Nasional (ITN), Bandung (2011-2013) dan lulusan Jurusan Seni Murni, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta, 2021.