Edita Atmaja

Melalui karya ini, Edita Atmaja mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan pelopor yang hidup di area tertentu. Tempat-tempat seperti lapangan parkir, lobi gedung lama, pojok bangunan mangkrak, bahkan celah-celah lantai dan tembok retak merupakan lahan subur bagi jenis tumbuhan tersebut. Alih-alih melihatnya sebagai 'tanaman liar', ia tertarik mengamati kehidupan baru yang lahir sesudah tempat-tempat itu tidak lagi 'hidup'. Tumbuhan pelopor- ingatlah rumput teki, kerokot dan lumut, tanaman herbal yang mirip semak-adalah agen- agen menakjubkan bagi lingkungannya: yang pertama tumbuh dan bertahan hidup dalam kondisi apa pun. Mereka menunjang adaptasi, evolusi, suksesi dan interaksi vegetasi dari waktu ke waktu. Lumut dan sejenisnya, misalnya menyuburkan tanah. Itulah proses kehidupan rimpang: tumbuh meluas tanpa hierarki, bergerak dan terus menjadi. Tumbuhan pelopor adalah hunian sekaligus sumber nutrisi bagi berbagai jenis hewan, maka berperan meningkatkan keanekaragaman hayati di sekitarnya.

Selama beberapa hari Edita mengumpulkan tumbuhan dan benda-benda dari lingkungan yang terabaikan. Memindahkan 'kepeloporan' makhluk hidup itu dan mempersatukannya di dalam ruang baru berbentuk susunan pilar 'tumbuh'. Objek-objek sisa yang berasal dari lingkungan yang pernah sarat akan interaksi, emosi dan komunikasi berbaur dengan organisme baru yang menyelubunginya perlahan-lahan. 'Crux Anônumos' adalah mengubur rasa familiar kita dengan keanoniman, dan sebaliknya. Gambar-gambar Edita yang dikerjakannya dengan sangat tekun-menumpuk noktah (stippling), alih-alih menarik garis-menampilkan citra kehidupan yang menakjubkan itu bersama serangkaian penampang geometris dari bangunan lama, jejak-jejak yang masih menancap di benaknya.
Edita Atmaja lahir di Jakarta, 1986. Lulusan Art and Design, Auckland University of Technology (AUT), Selandia Baru, 2009.