Yoshi Fajar Kresno Murti

Yoshi Fajar menghadirkan potongan tajuk dari sebuah bangunan masjid ‘Adz-Dzakirin’ yang tengah direnovasi di Dusun Clumprit, Samigaluh, perbukitan Menoreh, daerah tempatnya tinggal. Seluruh warga dusun memberikan amalannya untuk merenovasi bangunan masjid yang sudah mulai rusak tersebut: tenaga, pikiran, material, hingga iuran uang. Amalan tersebut merupakan amalan yang menubuh, bukan sebagai gagasan, ide, atau motif.

Karya Yoshi Fajar dan warga dusun ini mengritisi kata amalan. Warga Dusun Clumprit berada di pinggiran negara, di tubuhnya tidak mengenal amalan sebagai motif. Tubuh orang dusun merupakan amalan itu sendiri. Setiap gerak fisik tubuh warga dusun adalah amalan: mulai dari bekerja mengolah tanah, relasi-relasi sosial, gerakan/ kerja bakti, ritual keagamaan, praktik budaya, dan lain sebagainya. Praktik arsitektur ugahari Yoshi bersifat sosial-lingkungan, relasional, berbasis sumberdaya dan berorientasi proses. Dengan menggunakan anarki sebagai perspektif, praktik ini bermaksud mengambil alih otoritas produksi ruang dan kembali pada yang menghidupi.

Di sisi lain, masjid–di samping aparatus negara–merupakan salah satu situs yang menyuarakan amalan sebagai moralitas. Amalan dari dalam masjid merupakan amalan sebagai motif-ide-gagasan yang berwatak profan. Bagaimana tubuh amalan warga dusun yang bersifat keseharian bertemu terus-menerus dengan amalan profan? Salah satunya dapat ditelusuri dari proses pembuatan tajuk yang dibuat secara teknis oleh para tukang dusun dan seluruh warga seperti yang terlihat di ruang pameran ini. Materialisasi negosiasi amalan warga dusun dengan suara masjid dibawa ke dalam ruang pamer untuk bertemu dengan pengunjung. Karya ini bermaksud mengganggu gagasan amalan di tengah pengunjung yang datang dari kelas sosial terbaik.
Yoshi Fajar Kresno Murti adalah tukang arsitek, penanam arsip, penjaga perpustakaan, aktivis, dan tukang kebun yang tinggal di Dusun Clumprit, Menoreh, Kulonprogo. Komitmen multidisiplinnya berbasis keterlibatan di dalam aktivitas kampung-desa-tradisi-lingkungan sebagai entitas ruang, sosial, budaya dan ekonomi.